Rangkuman Catatan Filsafat Islam Pertemuan Ke-11

Abu Bakar Muhammad ibnu Yahya ibnu Al-Sha’igh atau lebih dikenal sebagai Ibnu Bajjah merupakan filosof Muslim pertama dan utama dalam sejarah kefilsafatan di Andalus. Orang barat menyebutnya Avenpace, Avempace atau Aben Pace. Ibnu Bajjah dilahirkan di Saragosa (Spanyol) pada akhir abad ke-5 H/abad ke-11 M.

Ibnu Bajjah juga seorang ilmuwan yang menguasai beberapa disiplin ilmu pengetahuan, seperti kedokteran, astronomi, fisika, musikus, dan matematika. Tetapi, sewaktu Kota Saragossa jatuh ke tangan Raja Alfonso I di Aragon pada tahun 512 H/1118 M. Ibnu Bajjah terpaksa pindah ke kota Seville via Valencia. Di kota ini, ia bekerja sebagai seorang dokter. Kemudian dari sini ia pindah ke Granada dan selanjutnya berangkat ke Afrika Utara, pusat kerajaan Dinasti Murabith Barbar.

Semasa hidupnya Ibnu Bajjah juga menghasilkan banyak karya tulis, karya tulisnya yang terpenting dalam bidang filsafat adalah:

  1. Kitab Tadbir al-Mutawahhid, ini adalah kitab yang paling populer dan penting dari seluruh karya tulisnya.
  2. Kitab al-Nafs, kitab ini menjelaskan tentang jiwa.
  3. Risalat al-Ittishal, risalah ini menguraikan tentang hubungan manusia dengan Akal Fa’al.
  4. Risalat al-Wada’, risalah ini membahas Penggerak pertama (Tuhan), manusia, alam, dan kedokteran.

Beliau juga menyumbangkan beberapa pemikirannya yaitu:

1. Metafisika (Ketuhanan)

Menurut Ibnu Bajjah, segala yang ada (al-maujudat) terbagi dua yaitu yang bergerak dan tidak bergerak. Yang bergerak adalah jisim (materi) yang sifatnya finite (terbatas).

2. Filsafat

Ibnu Bajjah menyandarkan filsafat dan logikanya pada karya-karya al-Farabi, tetapi jelas bahwa dia telah memberikan sejumlah besar tambahan dalam karya-karya itu. Ia mengagumi filsafat Aristoteles yang di atasnya dia membangun sistemnya sendiri. Ia berkata, untuk memahami metode spekulatif Aristoteles, penting untuk memahami lebih dulu filsafatnya secara benar. Itulah sebabnya Ibnu Bajjah menulis uraian-uraian sendiri atas karya-karya Aristoteles.

3. Jiwa

Menurut pendapat Ibnu Bajjah, setiap manusia mempunyai satu jiwa, jiwa ini tidak mengalami perubahan sebagaimana jasmani. Jiwa adalah penggerak bagi manusia. Jiwa digerakkan dengan dua jenis alat: alat-alat jasmaniah dan alat-alat rohaniah.

4. Materi dan Bentuk

Menurut Ibnu Bajjah, “Materi dapat bereksistensi tanpa harus ada bentuk (ash- shurat).” Pernyataan ini menolak asumsi bahwa “materi itu tidak bisa bereksistensi tanpa ada bentuk, sedangkan bentuk bisa bereksistensi dengan sendirinya, tanpa harus ada materi.”

5. Akal dan Ma’rifat (Pengetahuan)

Menurut Ibn Bajjah, akal merupakan bagian terpenting yang dimilliki oleh manusia. Ia berpendapat bahwa ma’rifat (pengetahuan) yang benar dapat diperoleh lewat akal. Akal ini merupakan satu-satunya sarana yang melaluinya kita mampu mencapai kemakmuran dan membangun kepribadian.

6. Akhlak

Secara ringkas Ibnu Bajjah membagi tujuan perbuatan manusia menjadi tiga tingkat, yaitu Tujuan jasmaniah, Tujuan rohaniah khusus, dan Tujuan rohaniah umum (rasio).

7. Manusia Penyendiri

Dalam menjelaskan manusia penyendiri ini, Ibnu Bajjah terlebih dahulu memaparkan pengertian tadbir al-mutawahhid). Tadbir, adalah bahasa Arab, mengandung pengertian yang banyak, namun pengertian yang diinginkan oleh Ibnu Bajjah ialah mengatur perbuatan- perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dengan kata lain, aturan yang sempurna. 

8. Politik

Pandangan politik Ibnu Bajjah dipengaruhi oleh pandangan politik Al-Farabi. Sebagaimana Al-Farabi, dalam buku Ara’ Ahl al-Madinat al- Fadhilat, ia (Ibnu Bajjah) juga membagi negara menjadi negara utama (al-Madinat al-Fadhilat) atau sempurna dan negara yang tidak sempurna, seperti negara jahilah, fasiqah, dan lainnya.

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai