Rangkuman Catatan Filsafat Islam Pertemuan Ke-8

Pertemuan kali ini membahas tentang seorang filsuf barat yaitu Abuli al-khazim Ahmad bin Yakub Bin Miskawaih atau sebutan namanya yang masyur adalah Miskawaih, Ibnu Miskawaih. Beliau merupakan seorang filosof muslim yang berfokus pada etika Islam. Ia terkenal sebagai seorang sejarahwan, tabib, ilmuan, dan sastrawan. Miskawaih memiliki gelar Al-Kazin karena ia sebagai bendaharawan yang cakap dan terampil pada masa pemerintahan ‘Adhud Al-Daulah. Ibnu Miskawaih lebih terkenal dalam bidang filsafat dibandingkan Ilmu yang lain, karyanya yang paling terkenal adalah tentang Pendidikan dan akhlak. 

Dalam hidupnya Ibnu Miskawaih menghasilkan banyak karya yang tentunya tidak lepas dari kepentingan pendidikan akhlak, karyanya antara lain adalah:

1. Tajarih Al-Umam 

2. Ta’qub Al-Himam 

3. Thabarat Al-Nafs 

4. Adab Al-‘Arab wa Al-Fisr 

5. Al-Fawz Al-Aghsar fi ushul Al-Dinayat 

6. Al-Fawz Al-Akbar 

7. Kitab Al-Siasat 

8. Mukhtar Al-Asy’ar 

9. Nadim Al-Farid 

10. Nuzhat Namah ‘Alaiy 

Konsep Pemikiran Ibnu Miskawaih

1. Konsep Manusia

Menurut Ibnu Miskawaih, dalam diri manusia terdapat tiga kekuatan, yaitu kekuatan nafsu (paling rendah), kekuatan berani (menengah), dan kekuatan berpikir (paling tinggi). 

2. Konsep Jiwa

Menurut Ibnu Miskawaih, jiwa adalah sebuah inti yang sangat halus dan jauhar rohani yang kekal, tidak hancur dengan sebab hancurnya kematian jasmani. Ia tidak dapat dirasakan indera manusia dan hanya mengetahui dirinya sendiri. Jiwa berbeda dengan tubuh dalam hal sifat dan bentuk jiwa tidak bisa berganti dan tidak berubah. 

3. Konsep Akhlak

Menurut Ibnu Miskawaih, kelakuan adalah kondisi jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa menempuh pertimbangan kelicikan terlebih dahulu. 

Watak itu telah tersedia yang bersifat alami dan yang diperoleh menempuh kebiasaan atau latihan. Kedua watak tersebut hakekatnya tidak alami, meskipun kita lahir dengan membawa watak masing-masing, watak bisa diusahakan melalui pendidikan dan pengajaran. 

4. Konsep Ketuhanan

Menurut Ibnu Miskawaih, dalam hal ketuhanan, yaitu zat yang tidak berjisim, Azali, dan pencipta. Tuhan esa dalam segala aspek. Ia tidak terbagi dan tidak mengandung kejamakan dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Tuhan ada tanpa diadakan atau dengan sendiri-Nya. Ada-Nya tidak bergantung pada yang lain. 

5. Konsep Kenabian

Pada masalah kenabian, Ibnu Miskawaih tidak memiliki perbedaan pendapst dengan Al-Farabi dalam selisih antara perbedaan nabi dengan filsuf, sekaligus untuk memperkuat hubungan akal dengan wahyu. 

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai