Tokoh filsuf pertama yang berasal dari kalangan islam adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq Al-Kindi atau yang biasa dikenal dengan Al Kindi. Beliau lahir di Kuffah pada 185 H atau 801 M. Al-Kindi berasal dari keluarga yang terhormat dan juga kaya. Beliau tidak hanya ahli dalam bidang filsafat, tapi juga ahli pada bidang metafisik, etika, Iogika dan psikologi hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika dan astrologi. Al-Kindi juga merupakan tokoh yang menggerakan filsafat arab, sehingga banyak orang yang menyebut beliau sebagai bapak filsafat Arab.
Al-Kindi juga merupakan seorang terjemah yang terkenal dan mempunyai banyak sekali karya tulisan. Sayangnya kebanyakan karya beliau telah hilang atau hangus karena adanya ekspansi bangsa Mongol. Karya beliau yang paling terkenal adalah On First Philosophy, yang dianggap sebagai filsafat pertama yang membahas tentang Tuhan. Al-Kindi juga berperan sebagai penggerak filsafat di dunia islam yang mencoba menyelaraskan penulusuran filosofis dengan teologi dengan akidah islam.
Al-Kindi percaya bahwa filsafat ketuhanan memiliki hakikat dalam arti an-niyah maupun ma’hiyyah. Tuhan bukanlah suatu benda dan tidak termasuk benda yang ada di alam. Menurutnya, Tuhan adalah pencipta dan bukan penggerak pertama seperti pendapat Aristoteles. Alam baginya bukan kekal di zaman lampau (qodim), tapi memiliki permulaan.
Al-Kindi menyampaikan 3 argumen terkait adanya Allah Swt, yaitu :
- Baharunya Alam, bahwa itu tidak mungkin, karena alam ini mempunyai permulaan waktu dan setiap yang mempunyai permulaan akan berkesudahan. Yang berarti bahwa alam semesta baharu dan diciptakan dari tiada oleh yang menciptakannya, yakni Allah Swt.
- Keanekaragaman Dalam Wujud, terjadi bukan karena kebetulan, tapi ada yang menyebabkan atau merancangnya. Hal ini dikarenakan bukti adanya Allah Swt.
- Kerapian Alam, ditegaskan bahwa alam empiris ini tidak mungkin teratur dan terkendali begitu saja tanpa ada yang mengatur dan mengendalikannya. Pengendaliannya tentu berada di luar alam dan tidak sama dengan alam. Zat tersebut tidak terlihat, tapi dapat diketahui dengan melihat tanda-tanda atau fenomena yang terdapat di alam ini. Zat itu yang bisa disebut dengan Allah Swt.
Menurut al-Kindi, perbedaan antara filsafat dan agama adalah bahwa filsafat adalah ilmu manusia yang dicapai oleh para filsuf melalui pemikiran, pembelajaran, dan usaha manusia. Agama adalah ilmu ketuhanan yang paling tinggi peringkatnya karena dicapai tanpa proses belajar, berpikir, atau usaha manusia.Agama memiliki Al-Qur’an dan jawabannya tidak diragukan lagi. Terakhir, filsafat menggunakan metode logika, sedangkan agama menggunakan metode keyakinan.